ASSALAMU'ALAIKUM Wr. Wb, SELAMAT DATANG DISITUS KAMI, SEMOGA JODOH, SUKSES - BERKAH SEMUANYA

Rabu, 24 April 2013


Sikep, Iket, Sabuk, Gelang dan Haikal Hikmah Jati Putih Kj Sunan Kalidjogo.

      (Puncak dari segala aziamat yang dapat dipakai selamanya untuk keselamatan kubro, kekebalan, kesaktian, kabegjan, kanugrahan, kamulyan, kaluhuran, kedrajadan, kepangkatan, kesehatan, pengasihan, kerejekian, kharisma, kebagusan, mendapat hikmah yang baik setiap hari dll)


INSYA ALLOH  BERKHASIAT SELAMANYA :


1. Mendapat keselamatan kubro, kanugrahan, kabekjan, kemuliaan, pengasihan, kewibawaan, kesehatan, kerezekian, kesaktian, indra ke-6 (batin tajam) dan hikmah yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Akan menjadi sikep Benteng Diri yang sangat ampuh dan apabila dipakai untuk bertempur dan kejadian betul dengan musuh dan dikeroyok akan menang dan kebal badannya dari semua senjata musuh bagaikan baja, berat pukulan / tendangan bertambah dan pada tingkatan tertentu bila kena pukulan / senjata musuh insya Alloh akan dapat menyala atau keluar apinya*.

3.  Dijauhkan dari segala fitnah dan goda rencana orang-orang dholim /jin /syetan jahat, juga bila ada yang memusuhi dengan berlipat maka akan hancur sendiri yang memusuhi dengan berlipat juga dengan bentuk yang bermacam-macam.

4.  Dipakai berdagang / usaha akan mendapat keuntungan yang banyak dan barokah juga membawa efek ingin bekerja keras dan mempermudah / lancar dalam mencari rezeki juga akan disegani dan disenangi teman dan karyawanya.

5.  Dipakai wanita yang sedang hamil akan selamat dari keguguran sampai melahirkan dengan bayi yang sehat.

6. Bila dipakai orang yang lama belum menikah akan cepat mendapatkan jodohnya (pengasihan agung).

7.  Apabila dipakai masuk / melewati hutan atau tempat-tempat angker akan selamat dari bahayanya tempat itu.

8.  Apabila dipakai melewati jalan yang terkenal banyak penyamun / penodongnya maka mereka tidak akan melihatnya sehingga selamat dari ancamannya.

9.  Selamat dari bahayanya ilmu hitam / sihir / tenung / teluh / jengges / santet / pelet / guna-guna / gendam dll.

10. Apabila dipakai orang yang sedang sakit akan mempercepat kesembuhannya dan bila dipakai setiap hari tidak mudah kena gangguan penyakit medis maupun non medis / ghoib.

11. Apabila dipakai menagih hutang dan negoisasi (jawa : petung) akan cepat berhasil dan mudah.

12. Bila mendekati suami/ istri/ orang/ hewan mengamuk atau binatang buas akan jinak dan welas asih dihadapan anda.

13. Bila dipakai untuk keluar malam, bisa menumbuhkan sifat berani dan terhindar dari segala godaan syetan jahat selamanya.

14. Selamat dari sasaran seteru orang lain, disegani (kewibawaan) dan dimuliakan orang, memperoleh kepercayaan dari pimpinan, bos, juragan, cocok untuk para TKI, Sales dll dan segala hajatnya mudah tercapai juga sering unggul / lancar dalam segala perkara (ex : Test / ujian apapun, Pilihan perangkat desa, Persidangan, Arisan dll).

15. Dan masih banyak sekali khasiat atau hikmah dari getaran batin dan do’a didalam azimat ini yang bisa anda rasakan, karena kesemuanya itu semata-mata karena ridhlo, izin, ijabah, kekuatan, keistimewaan serta ma’unah dari Alloh SWT. Semoga Alloh SWT mensucikan hati kita dari semua sifat kesombongan dan ketakaburan, juga meridhloi setiap langkah kita menuju terkabulnya apa yang kita harapkan. Amien-Amien Ya Robbal-Alamien. 


Mahar Pembuatan :     


1. Khusus............... Rp.630.000,-

2. Istimewa..........Rp. 1.098.000,-

3. Sepuh (ada 7 tingkat).............:

a. :: Rp. 1.530.000
b. :: Rp. 2.520.000
c. :: Rp. 3.510.000
d. :: Rp. 4.500.000
e. :: Rp. 5.310.000
f. ::  Rp. 6.210.000
d. :: Rp. 7.200.000

4. Kasampurnan........Rp. 9jt 15jt 21jt
5. Sejati......................Rp. 27jt




Senin, 08 April 2013

 Gapura Masuk Padepokan



Dalam Padepokan




ILMU FALAK

ILMU FALAK
“JONGKO TAPAK LIMAN KOLO MUDHENG”

(UNTUK KALANGAN SENDIRI)
“WAKTU BAGAIKAN PEDANG”

---BARANG SIAPA MENDEKATINYA DENGAN KELEMBUTAN MAKA DIA TIDAK TERGORES (CELAKA) OLEHNYA DAN BILA MENDEKATINYA / MENENTANGNYA DENGAN KERAS DAN KETERPAKSAAN MAKA BIASANYA AKAN TERGORES (BANYAK CELAKA) OLEHNYA---
--JONGKO TAPAK LIMAN = JARAK
--KOLO = WAKTU
--MUDHENG = ILMU PENGERTIAN (PANGERSTOSAN)

…Sekedar berbagi...Sebuah Wawasan...Sebuah Pengantar…
IGHTIAR sebagai IGHTIAT (kehati-hatian)


ILUSTRASI:
Ø  Pernahkah kita merasakan dampak kurang menyenangkan dan selalu ada perasaan ada saja yang terjadi dikehidupan kita setelah Memulai pekerjaan Baru atau mengawali sebuah karya...???

Ø  Pernahkah kita merasakan dampak kurang menyenangkan dan selalu ada perasaan ada saja yang terjadi dikehidupan kita setelah PINDAHAN atau BOYONGAN dari tempat yang lama ke tempat yang baru??

Ø Pernahkah kita merasakan sesuatu banyak terjadi yang mungkin dirasakan setelah MENDIRIKAN/ADEG bangunan, rumah, dll yang kita tempati terasa tidak nyaman??

Ø  Pernahkah kita merasakan sebelum pernikahan seperti mulus-mulus saja...setelah menikah mengalami berbagai masalah yang timbul apalagi setelah lahir anak 1, mulai percekcokkan, KDRT, ekonomi, sakit, mati tidak wajardll mulai hal yang paling kecil sampai hal paling besar yaitu PERCERAIAN..padahal semua hal di atas sudah dikonsultasikan baik secara psikis, kejiwaan, norma masyarakat dan kepada yang katanya ahli dan lain sebagainya.

Setiap orang melakukan dalam memulai pekerjaan apapun terutama dalam hal BUKA USAHA (usaha apa saja), BOYONG (pindahan), ADEG BANGUNAN (apa saja), dan PERNIKAHAN...tidaklah tidak mungkin tidak dimulai dan di ahkiri do'a khasanah atau kebaikan, Ya yang mendo'akan atau yang etung2..selesai trus selesai la yang menjalani?

Segala sesuatu ada hitungannya...baik lahir maupun batin..
Segala sesuatu yang tercipta di dunia ini pasti BAIK dan bermanfaat bagi yang membutuhkan dan pasangannya (jawa: ghathukkane),...


Tetapi...semua ada yang punya bagiannya sendiri-sendiri....(yang punya jatah dan ukuran masing2),...
misalnya masalah HARI BAIK...SEMUA HARI SAMA---KATANYA!!!,...KATA SIAPA??...apa sih hari baik itu??...Semua hari itu baik..maksudnya bukan seperti kita pas melihat SEBUAH LUKISAN BAIK ATAU BURUK!!, tetapi menurut ukurannya....yang PAS!!
dan kita tahu banyak yang tidak tahu terhadap HARI BAIK, mereka banyak mencerca dan menjadikan semua bahasan bahwa hari untuk hajatan semua BAIK, tetapi seperti itu ngawut!!

KAMI CONTOHKAN DIBAWAH INI:
v   Apakah kita sempat berpikir kenapa pada saat kita mau beli pakaian yang dikatakan oleh penjualnya baik ternyata kita masih memilih, mengukur ukurannya, belum lagi masalah selera dan lain2...
v  Pada saat kita beli buah, kenapa pada saat penjualnya bilang buahnya manis-manis kita seakan tidak percaya dan membolak-balik untuk milih buah tersebut??
v  Kenapa pada saat kita sekolah memulai hari masuk rata2 hari senin....kok bukan lainya..
v  Kenapa pada saat kita melakukan Sholat misal maghrib, kok tidak bisa dibalik melakukannya pada saat subuh??...begitu sebaliknya...
v  dan masih banyak lagi...

- Itulah yang disebut memiliki waktu sendiri-sendiri (duwe bagian dewe-dewe).

Sebetulnya persoaalannya sepele...yang kelihatan bisa kita seenaknya memilih, dan yang tidak bisa dilihat seperti pasnya hari hajatan sering acap kali disepelekan bahkan karepe dewe.....

Perlu diketahui..manusia lahir membawa 3 hal seperti yang ada pada alam..:

1.  Kaki – Tubuh - Kepala
2.  Lantai – Tembok - Genteng/Atap
3.  Akar – Batang kayu (Wit) - Daun
4.  Bumi - Awang Awang - Langit
5.  Metu – Manten - Mati
6.  Lahir – Sandang (Digritani) – Pangan (Disusui)
7. Tali Mayit Juga 3 (atas – tengah - bawah)
8. Paruh – Badan - Ekor

Dan lain-lain masih banyak lagi...Bagaimana kalau salah satunya dipisah???...apa yang terjadi??
KELAHIRAN juga begitu..punya pasangan sendiri2 dalam 3 hal yang berkesinambungan dan yang menjadi bagainnya, seperti halnya maghnet yang saling tarik-menarik..antara U dan S,

WAKTU untuk MULAI USAHA, ADEG BANGUNAN, BOYONGAN, dan PERNIKAHAN juga begitu, punya perhitungan dan bagaian sendiri2 yang itu semua adalah kodrati alam yang secara kaca mata HUKUM FALAQ bisa di usahakan minimal mendekati kesempurnaan.semata-mata karena ALLOH SWT...seperti halnya kita memilih sepeti contoh2 diatas (buah, pakaian, barang2 lain) dan mengukur SEPERTI halnya BAJU/CELANA yang kita mau beli atau jahitkan...........................(jawa: dandakne baju).


Contoh Akibat-akibat yang kadang bisa terjadi:

1.      Hidup tidak tenang walau banyak uang apalagi tidak punya.
2.      usaha macet dan menjadi BANGKRUT.
3.      Jatuh tempo mbleset.
4.      Keluarga berantakan.
5.      Suasana RUMAH TANGGA panas.
6.      Karyawan Keluar tanpa alasan.
7.    Masuknya mahkluk Halus kedalam Rumah, Tempat usaha, dll yang mengakibatkan bermacam-macam situasi berhawa negative.
8.   Tiba2 mengalami sakit yang biasanya atau sebelumya tidak pernah ada gejala, dan sampai parah yang kadang kala dengan seenakanya kita mengklaim MUNGKIN cobaan.
9.   Situasi gaduh dan gerah dirumah atau tempat usaha sendiri.
10.  Permasalahan bertubi-tubi datang tiada henti padahal sudah diupayakan, didoakan dan ditanyakan dan katanya di PAGARI orang pinter...tapi tidak dilihat apa penyebabnya..ya tetep aja. kita wajib berightiar lahir maupun batin.
11.  Pasangan kecanthol dengan pria atau wanita idaman lain...yang seharusnya tidak..walau secara pribadi intern sdh banyak yang dilakukan.
12.  Ingin pergi jauh saja, salah satu pasangan dengan alasan kerja keluar pulau atau keluar negeri padahal natinya sudah tau resiko yang disandang yaitu punya selingkuhan.
13.  PERCERAIAN.
14.  Anak sakit-sakitan yang tak kunjung sembuh, dan ada saja yang terjadi....
15.  Terjadi korban setelah pelaksanaan...Hajatan...bisa Korban Perasaan, Korban Ekonomi, Korban Sakit yang dideteksi medis berubah-ubah atau malah tak terdeksi, dan yang terahkir Korban Nyawa - bisa nyawa ANAK (miskram/keguguran) salah satu ORTU, MERTUA, atau pasangannya SENDIRI. Naudzubillah---(banyak sekali terjadi terutama pada saat nikahan) wallohu'alam--- DLL

Kalau sampai SALAH UKUR apa yang terjadi.....Kalau SALAH PILIH apa yang terjadi....
dapat dipastikan KITA AKAN KECEWA DAN MENYESAL bukan...???? Siapakah yang disalahkan...???? pasti semua tidak mau disalahkan dengan berbagai alasan....


Insya Alloh sedikit ulasan tadi minimal ada sedikit pencerahan diluar akal logika kita yang selalu semua harus bisa diukur oleh kaca mata perhitungan kita yang banyak kekurangan...

Bila ada yang ingin memahami atau sharing dari kaca mata apa saja secara pribadi, bisa datang ke nDalem atau telp....KAMI.

OJO SELAK MARANG BATINMU DEWE, AMERGO IKU GURU SEJATI KANG NDUDUHAKE,
MELU KELI NING ORA MELU KLELEM, ABOT LAMUN TINUKU, GAMPANG LAMUN DEN LAKONI.

SUCI KANG GINAYUH, LUHUR KANG KAHESTI, JEMBAR JERO ADOH LEMBUT KANG TINEBO, RUMPIL MARGANE, ABOT SANGGANE, GEDHE COBANE, AKEH PANGORBANANE, INSYA ALLOH SAMPURNO WUSANANE. AMIEN

..........Wassalam……….


Tansah Sinau mBeneh
Ttd



PEMBINA PADEPOKAN

Rabu, 03 April 2013

BABAD TANAH TALUN




BABAD TANAH TALUN

Sejarah Kelurahan Talun tidak bisa lepas dari sejarah Desa Talun itu sendiri karena memang lahir dari seorang pejuang leluhur kami ”Penderek Pangeran Diponegoro” seperti Eyang Gondho Puro atau Eyang Hadipuro, Eyang Iro Menggolo, Eyang Joyo Hadi Soemitro dan Eyang-eyang lainya. Sejak pecah perang -+ th.1825 s/d th.1830, yang pada ahkirnya Pangeran Diponegoro menyerahkan diri, diasingkan kepulau lain, banyak para pengikut-pengikutnya mengasingkan diri kearah timur dan Babad Alas dengan membuka daerah pemukiman baru untuk dijadikan tempat melangsungkan hidup dengan menyamar karena takut tertangkap Belanda, beliau juga menyebarkan agama sekaligus membawa budayanya masing-masing sesuai karakter tanah yang ditempatinya.

Seperti halnya desa-desa lainnya, sebelum terbentuk sebuah desa pastilah ada sejarah peristiwa panjang yang mengawalinya. Tersebutlah kisah Desa Talun yang di Babad Alas oleh seorang pemimpin sakti juga berwibawa sekaligus memiliki hubungan kekerabatan atau masih kerandah Keraton zaman Mataram Islam bernama Eyang Gondho Puro dengan nama asli ”Raden Panji Kusumo Rekso Hadipuro” dan memang hampir semua Cikal Bakal daerah-daerah di Kabupaten Blitar ini di Babad dan di mukimi oleh orang-orang pelarian dari ”Kulonan” istilah penyebutan dari orang ndalem Keraton Mataram dan berganti nama juga tidak memakai sebutan gelar karena takut dikejar-kejar dan ditangkap pihak Belanda, setelah usai perang dan Pangeran Diponegoro di tangkap Belanda.

Nama Talun diambil dari istilah Jawa ”wis Ke-Talu” yang artinya sebuah kejadian yaitu pada saat Eyang Gondho Puro datang ke daerah Talun yang pada saat itu belum bernama, melihat hutannya pernah ditebang / dibabad oleh orang lain (menurut informasi pada jaman wali pernah disinggahi oleh Syech Jati Putih, dan jaman Majapahit dibuat persembunyian Prabu Jayanegara karena suatu pemberontakan (Dander/ Bedander = Jadi dukuh timur Dusun Sumberjo "Tempat Padepokan") dan telah ditinggalkan yang pertama karena alasan tertentu dan hutan tersebut tumbuh lagi karena sudah lama tapi bekas-bekasnya masih ada. Dari semua kejadian yang panjang ahkirnya para pengikut secara gotong royong memulai babad dan membersihkan dikit demi sedikit dan berawal dari itulah di Kelurahan Talun mempunyai semboyan ”Sayuk Saeka Praya” yang bermakna bekerja bersama-sama.

Pada tahun 1841 Talun mulai ada ”Pemerintahan Desa” yang dipimpin oleh Kepala Desa pertama dengan nama Bapak Nolodrono (data urutan nama KaDes ada di bagan silsilah lurah diatas). Dan pada tahun 1981 Desa Talun berubah menjadi Kelurahan. Perubahan tata pemerintahan ini juga berdampak pada kepemimpinan pemerintahan Kelurahan Talun, kalau dulu Kepala Desa yang pastinya penduduk asli Desa Talun sekarang adalah Kepala Kelurahan yang ditugaskan melalui SK Bupati

Secara garis besar cerita Eyang Gondho Puro atau Eyang Hadipuro dengan nama lengkap Raden Panji Kusumo Rekso Hadipuro (-+ 1831 s/d ..?..) adalah merupakan tokoh Cikal Bakal Talun. Dengan umur 100th lebih, pada saat datang beliau berumur antara 45-50th. Menurut cerita beliau berasal dari Kebumen dan masih kerabat ndalem Sultan Hamengku Bhuwono ke-III dari garwo ampeyan dan beliau mempunyai istri dari Tegalrejo Jawa Tengah dengan nama Niti Sri Utami. Beliau lari mengasingkan diri ke arah timur (wilayah Talun sekarang) bersama keluarga, pengikutnya dan teman-temannya. Eyang Gondho Puro atau Raden Panji Kusumo Rekso Hadipuro berputera tiga, dua anak laki-laki dan satu perempuan yang masing-masing bernama :

1. Kusuma Widjaya atau Jaka Karang (dimakamkan dekat Ayahnya)
2. Indra Djaya atau Suta Negara
3. Dyah Endarwati atau Cempluk.


Semua nama-nama yang didepan adalah nama kerabat ndalem / keraton sedang nama atau (yang dibelakang) adalah nama desa / samaran / nama ”karan” supaya tidak dikenali dalam masa pelarian. Beliau lari dengan kurang lebih bersama 15 orang termasuk keluarganya dan diperjalanan juga banyak bertemu dengan teman-teman seperjuangannya. Istrinya tidak kuat lagi dan meninggal diperjalanan kira-kira disekitar barat Gunung Pegat sekarang. Beliau terus berjalan dan sampailah diwilayah Talun sekarang yang dahulu masih banyak ”blenderan” nya (lumpur dan grasakkan karena faktor alam yang merupakan jalan lahar G.Kelud) dan banyak pohon ”pandan” yang pada ahkirnya sekarang ada lingkungan Dander ya dari kata ”ndan dan nder” dan termasuk daerah Tua  karena jaman Majapahit sudah ada bahkan menurut kisah (Pararaton : 36) untuk mengungsikan Prabu Jayanegara (Raja Majapahit) pada saat pemberontakan Kuti dan Semi tahun 1316 – 1317M ke Badander atau Linkungan Dander sekarang.

Di dekat sungai Ganggangan (perbatasan Sumberjo dan Sempol sekarang) sempat berhenti istirahat beberapa saat dan mengetahui bahwa kawasan Talun sekitarnya bukan yang pertama hutannya ditebang karena dari peninggalan sebelumnya yaitu sudah pernah di babad dan sempat menemukan sebuah kayu tua semacam prasasti dengan huruf Jawa dan sekarang sudah hancur yang berisi dua kalimat penting semacam petuah yaitu :
1. Aja sok lali marang leluhurmu. 
2. Aja sok ngumbar nafsu angkara lan pepinginan nguasani kang dudu jatahe.

Eyang Gondho Puro meneruskan perjalanannya kearah tenggara, daerah Talun Kidul sekarang, dan pernah madepok membuat gubuk disitu kira-kira seumur jagung. Karena terjadi prahara dalam keluarga dan para warganya yang kala itu lagi mBabad Desa beliau pergi....

Singkat cerita beliau, setelah pergi beliau kembali melakukan perjalanan kearah timur laut (sekarang daerah Lingkungan Pagak Talun yang disitu juga ada makam teman beliau dan bernama Eyang Panji) beliau beristirahat dan tertegun melihat sungai yang arah alirannya dari barat ke timur, berarti menghalangi perjalanannya atau magak dalam bahasa Jawa, terus menamakan daerah tersebut ”Pagak”. Perjalanan beliau beserta para pengikutnya tidak semulus yang dibayangkan, dan setiap Cikal Bakal rata-rata pasti mengalaminya karena pada saat itu wilayah yang dibabad rata-rata masih hutan dan angker karena dikuasai lelembut atau mahkluk halus sebangsa siluman yang bertindak sebagai Raja diwilayahnya dan pastilah juga memiliki kesaktian yang hebat maka tidak heran biasanya pada saat mbabad para pengikutnya dilanda pagebluk dan sakit yang tak kunjung sembuh.

Sampai waktu yang telah ditentukan selam 40 hari beliau ber-Wasillah, ber-Uzlah, talak brata, berprihatin / tirakat puasa dan tidak tidur untuk memohon petunjuk kepada Alloh SWT terhadap semua persoalan termasuk pageblug sakit pada saat mbabad wilayah Talun. Ahkirnya mendapat petunjuk ”suara tanpa rupa : Yen Sira sak wargamu ngganda sekar saka tetuwuhan tanah jawa, kang kagowo angin barat arupo Kenanga linambaran Kanthil yo sing dadi pangangen-angenmu, ya kuwi tandha yen wis disepura lan terus bakal mbalik waluya jati sakabehe (jawa:red) bahwa seluruh rangkaian kejadian tersebut akan berahkhir bila sudah mencium bau harum tanaman dari tanah Jawa yaitu kembang Kenanga dan kanthil sebagai perlambang wujudnya angan-angan dan sebagai tanda bahwa sudah di maafkan dan menemui kesehatan sejati.

Eyang Gondho Puro lalu pergi ketempat gurunya untuk meminta petunjuk saran lalu diberikan pusaka berupa Pusaka Tindih dapur Payung Songsong Bhuwono (yang menjadi payunge desa) untuk supaya di tanam di punjer Talun pada saat itu untuk dijadikan ”Pusaka Tindih Desa” Desa Talun dan hal tersebut wajar dilakukan pada saat itu seperti yang pernah Syech Subakir atau Sunan Kalijaga lakukan pada saat mensyarati empat penjuru dan pancer (empat keblat lima pancer) Tanah Jawa dan ahkirnya dikenal dengan Tumbal Syech Subakir. Eyang Gondho Puro juga memiliki tiga pusaka yaitu dua wujud Keris dapur Jalak dan Tilam dan satu lagi wujud Tombak dan juga memiliki penjaga khodam ghaib mahkluk astral yang memeiliki kesaktian dari alam lain berwujud Macan Putih dengan nama Joyo Kuncoro dan Ular Naga Besar bernama Nogo Supit dan Insya Alloh semua masih ada di punjer areal makam cikal Bakal Talun sekarang.

Sejak peristiwa itu seluruh permasalahan berahkir, sirep dan para lelembut siluman penguasa hutan Talun yang belum bernama pada saat itu pergi tanpa arah, ahkirnya beliau disebut Eyang Gondho Puro, gondho artinya bau, sedang puro punya makna maaf, itu sebagai penyebutan ”karan” sesuai apa yang dahulu terjadi. 

Ada beberapa pesan beliau dalam bahasa Jawa sebelum meninggal kepada anak cucu yaitu semua kerandah maupun semua warga penerus Desa Talun terutama kepada para Pemimpin Talun dikemudian hari yang sekarang berubah menjadi Kelurahan Talun diantaranya: 

1.    Aja sok julik marang wong kang lagi susah.

2.  Aja sok seneng nggempil kamardhikaning wong sing jaluk tulung sing wayahe ditulung malah dipenthung.

3.  Aja nyumpeti sumber-sumber sing nguripi para tani, mengko bakal tentrem lan ayem lemu-lemu tandurane, lan sapa sing nandur bakal ngunduh wohing pakerti.

4.  Ngupakara Pepundhen ning aja disembah, awit pepundhi sing wajib disembah mung kagungane Pengeran Kang Murbeng Jagad.

Juga ada beberapa petuah-petuah do’a dan cara berziarah yang tidak bisa kami paparkan di Buku Babad ini, karena termasuk rahasia dan biarlah tetap menjadi rahasia kesakralan dalam hubungan batin antara warga setempat, tokoh Cikal Bakal dan Sang Maha Pencipta Seru Sekalian Alam.

Sebagai akhir cerita dari Eyang Gondho Puro sebelum meninggal, beliau mengalami sakit kurang lebih 7 bulan terus sembuh dan 5 tahun kemudian dipanggil Yang Maha Kuasa menuju ”Kasedan Jati” dengan usia 100 tahun lebih.