Candi sawentar terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Bagaimana latar belakang candi ini? Wikipedia menjelaskan bahwa : Di dalam Kitab Negarakertagama, Candi Sawentar disebut juga Lwa Wentar. Bangunan candi ini dahulunya merupakan sebuah kompleks percandian, karena disekitarnya masih ditemukan sejumlah pondasi yang terbuat dari bata, dan candi ini diduga didirikan pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Candi yang terbuat dari batu andesit ini berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m dan tingginya 10,65 m. Pintu masuk menuju bilik berada di sebelah barat, dengan ornamen makara pada pipi tangga, sedangkan relung-relungnya terdapat pada setiap dinding luar tubuh candi. Di dalam ruangan bilik ditemukan akas arca dengan pahatan burung garuda, yang dikenal sebagai kendaraan Dewa Wisnu. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan suci yang berlatar belakang agama Hindu. Ketika berkunjung kesana, terlihat areal candi berada agak/sebagian di dalam tanah. Hal ini terlihat dari letak candi yang berada di bawah tanah.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sawentar
2. Candi Kotes
Candi Kotes adalah sebuah candi yang terletak di Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Berikut penjelasan Wikipedia : Candi Kotes I mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 224 cm, tinggi 142 cm, dan struktur bangunan candinya hanya tinggal bagian kaki candi yang berbentuk segi empat. Candi Kotes I arahnya menghadap ke barat dan pada bagian timur laut candi terdapat pahatan angka 1223 Saka (1301 M). Di atas kaki candi terdapat dua buah altar dan satu miniatur candi. Miniatur candi ini memiliki tiga bagian yaitu atap candi, tubuh candi dan kaki candi. Di bagian tubuh candi terdapat pintu gerbang yang menghadap ke arah barat dan diatas pintunya tersebut terdapat hiasan berupa kala, sedangkan di sisi sebelah utara, timur dan selatan tubuh candi terdapat relung-relung semu yang di atasnya juga terdapat hiasan kala. Bagian atap candi berbentuk kubus yang penuh dengan ukiran dan hiasan antefik. Candi Kotes II kondisi bangunannya masih baik dan mempunyai ukuran panjang 754 cm, lebar 537 cm dan tingginya 90 cm. Candi Kotes II berbentuk segiempat, dan bangunan yang tersisa hanya berupa dasar candi dan tangga masuk yang berada di sebelah barat, sedangkan di sisi tangga terdapat pahatan angka tahun 1222 Saka (1300 M). By the way, candi yang mana yang termasuk candi I dan candi II? Saya mohon maaf, karena tidak paham mana yang candi 1 dan mana yang candi 2 pada saat berkunjung kesana. Hal tersebut disebabkan keadaan candi sudah tidak utuh (tercerai berai). Agar lebih jelas, berikut dokumentasinya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Kotes
3. Candi Penataran
Tentu anda sudah kesana bahkan berkali-kali (mungkin). Baiklah, bagaimana penjelasan mengenai candi ini? Kembali lagi wikipedia sebagai rujukannya. Dikutip dari wikipedia, Candi Panataran adalah sebuah candi berlatar belakang Hindu (Siwaitis) yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar. Kompleks candi ini merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Candi ini mulai dibangun dari Kerajaan Kadiri dan dipergunakan sampai dengan Kerajaan Majapahit. Candi Penataran ini melambangkan penataan pemerintahan kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur.
Nama asli candi Penataran dipercaya adalah Candi Palah yang disebut dalam prasasti Palah, dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi gunung untuk tempat upacara pemujaan agar dapat menetralisasi atau menghindar dari mara bahaya yang disebabkan oleh gunung Kelud yang sering meletus. Kitab Negarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menceritakan perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan Majapahit antara tahun 1350 – 1389, ke Candi Palah untuk melakukan pemujaan kepada Hyang Acalapati yang berwujud Girindra (raja penguasa gunung).
Bagaimana dengan relief yang ada pada candi ini? Lagi-lagi wikipedia sebagai penolong. Menurut Wikipedia, seperti pada umumnya relief candi di Jawa Timur yang dipahat berdasarkan analogi romantika hidup tokoh yang didharmakan di tempat tersebut, relief Ramayana dengan tokoh Rama dan Shinta, dan relief Krisnayana dengan tokoh Krisna dan Rukmini, yang dipahatkan pada dinding candi Penataran… selain itu, candi ini memiliki kekhasan. Wikipedia menjelaskan bahwa Candi Penataran juga memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas berbeda dari candi-candi Jawa Tengah dari sebelum abad ke-11 seperti Candi Prambanan. Wujud relief manusia digambarkan mirip wayang kulit, seperti yang bisa dijumpai pada gaya pengukiran yang ditemukan di Candi Sukuh, suatu candi dari masa akhir periode Hindu-Buddha dalam sejarah Nusantara.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Penataran
- Candi Penataran (Bagian Depan)
Prasasti Munggut merupakan prasasti yang terdapat di kecamatan wlingi kabupaten Blitar. bagimana sejarah prassti ini? Well, wikipedia sebagai rujukannya. Sejarah prasasti ini ada kaitannya dengan babadan. Apa itu babadan? Tentunya warga wlingi sudah paham dengan hal itu. Tepatnya Babadan adalah kelurahan di kecamatan Wlingi, Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Babadan terdiri dari 5 pedukuhan yaitu dukuh Gurit, Babadan, Darungan, Duren dan Tejo. Penduduk dari perbatasan dukuh Tejo dan Babadan kebanyakannya bekerja mencari batu di Sungai Lekso untuk menambah pendapatan. Dengan naungan dari Gunung Kelud, masyarakatnya cukup mampu untuk menghidupi dirinya sendiri dari sektor agraris.
Menurut legenda, nama Babadan diambil dari kata babad utan. Mbah Cokropati sebagai utusan dari Kerajaan Majapahit diberi mandat untuk membuka areal tersebut dengan membabad (menebang namun berwawasan lingkungan) utan(hutan) tersebut, karena akan digunakan untuk suatu hal. Sebagai pengingat dan warisan bagi keturunanya, Mbah Cokropati menamainya Babadan dan membuatkan prasasti bernama Prasasti Munggut (sekarang tidak terawat, terlantar di perempatan sebelah utara pasar Wlingi).
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Babadan,_Wlingi,_Blitar
5. Candi simping
Candi ini terdapat di desa Sumberjati Kecamatan kademangan. Ketika berkunjung kesana, saya mendapati bahwa candi ini sudah tidak berbentuk candi atau dengan kata lain bayak bagian yang tidak berada pada tempat yang semestinya. Dikutip dari vivanews.com, candi ini merupakan perabuan raja Majapahit, yaitu Raden Wijaya. Di situs yang berdiri di areal 40 x 40 meter persegi ini tampak ratusan bahkan ribuan susunan batuan jenis andesit dan batu bata merah yang tidak tertata layaknya bangunan candi, hampir semua rata dengan tanah. Hanya beberapa bongkahan batu besar yang tersusun membentuk bangunan bagian dari candi.
Sumber : http://jatim.vivanews.com